Training Advokasi di UGM yang Begitu “Gokil”
Sudah beberapa hari nich ga posting. Dalam tulisan kali ini ku pengen menulis sedikit cerita tentang pengalamanku mengikuti training di UGM. Sekalian mengganti template blogku nich, keren kan? (sepakat banget).
Berawal ketika hari senin ku mendapat telpun dari sekjend sesco untuk mengirimkan delegasi ke acara training advokasi (travo) di UGM. Langsung saja dech ceritane, sabtu pagi jam 7 ku dah di BEM MIPA UNS untuk persiapan berangkat. Tetapi 3 orang laine belum datang, yaitu Topan, Defi, Fikri. Hampir 1 jam ku menunggu mereka. Akhirnya pukul 9 kami semua baru bias berangkat menuju jogja. Jarak Solo ke Jogja yang begitu dekat ( sekitar 70 KM ) dapat kami tempuh selamat 90 menit.
Sesampainya di UGM acara telah dimulai, langsung saja kita registrasi dan mulai mengikuti acara. Kami ber 4 duduk di kursi paling belakang sambil bercanda ria seperti tak punya dosa ( udah telat, bikin ribut lagi ). Di awal acara kami semua sudah mulai merasa ngantuk dan capek. Si Topan mulai beraksi dengan lirik sana sini. Akhirnya ada seorang akhwat yang ga tau sapa namane.
Hari sudah semakin sore, tetapi pemberian materi masih berlanjut. Di pemberian materi terakhir di hari pertama kami semua di bagi menjadi beberapa kelompok. Ketika itu aku ikut dalam kelompok yang anggotane paling sedikit. Didalam kelompok itulah aku melihat seorang putri yang cantik dan sangat manis. Tetapi aku tak berani untuk memandang ataupun menyapanya ( sok jaim ). Ditengah acara, kudengar bahwa dia adalah mahasiswi dari fakultas ekonomi. Jam tangan menunjukan pukul 5, dan berakhir pula acara di hari pertama.
Kami ber 4 bermalam disebuah hotel yang sangat sederhana yang berada di jalan malioboro. Ada beberapa kejadian lucu di saat kita jalan – jalan malam di malioboro. Diantaranya ulah si Defi yang sok tawar menawar barang padahal dia tidak bawa uang sama sekali. Si topan dengan suara lantang dan tegas mengatakan pada defi ” def, emang loe bawa uang? Kok nawar baju”. Dengan malunya si defi langsung pergi dengan rasa malu, dan si topan ketawa cekikikan.
Saat kita sudah sampai dihotel, kami merasa khawatir dengan Fikri. Si fikri belum nyampe kamar, padahal dia udah pulang duluan. Si topan pun nyeletuk ” mungkin kebawa bus trans ogja kale”. “ah ga mungkin, paling ketuker ma delman”, saut si defi dengan ketawa. ” Salah semua, paling kena razia gepeng” sautku dengan nada yang begitu capek. Tak beberapa lama si fikri pun kembali dari gelapnya malam..
Untuk Travo hari kedua, kapan2 aja dech ceritane…..